Pelestarian Hutan Selamatkan Negeri
Kita
Hutan kita yang pada awalnya penuh dengan aneka pepohonan
semakin tergerus dan hancur. Padahal, keberadaan pepohonan dan berbagai satwa
di hutan merupakan pendukung kehidupan manusia yang vital guna menjaga
keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam.
Semakin berkembangnya teknologi modern, bukan memberikan
jaminan kelestarian bagi aneka pepohonan di hutan belantara, melainkan justru
mempercepat kerusakan alam. Penebangan hutan liar, kebakaran hutan, dan erosi,
ikut memperparah kondisi hutan kita. Padahal, hutan berfungsi menjaga sistem
keseimbangan hidup dan lingkungan.
Tanam Pohon
Seharusnya
semakin banyak pohon-pohon ditebangi, makin besar pula kepedulian kita mencari
alternatif untuk mengembalikan fungsi dan kelestarian lingkungan. Salah satunya
melalui gerakan Indonesia Hijau Berseri yang mendapat respons sangat baik dari
berbagai kalangan, terutama bagi aktivis lingkungan hidup.
Dalam kaitan tersebut, kita menginginkan kerusakan hutan
yang sedemikian parah harus diimbangi dengan gerakan menanam pohon yang serius
dan konsisten. Kita bisa melihat, lahan dan hutan yang gundul memicu tanah
longsor dan banjir. Itulah sebabnya, gerakan menanam pohon melibatkan semua
elemen masyarakat. Merasa terlibat pada akhirnya merasa ikut bertanggung jawab
untuk memperbaiki kualitas lahan dan hutan kita yang semakin parah.
Dengan menanm pohon kita juga sudah termasuk membela negara
, dengan menanam pohon kita ikut mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.
Kita perlu menggugah kesadaran dan kepedulian masyarakat
guna menyelamatkan pohon-pohon yang semakin terbenam oleh kerakusan manusia,
baik yang ada di lingkungan kita maupun di dalam hutan belantara.
Namun, tahukah kita setiap tahun 1,1 juta ha hutan di
Indonesia rusak total. Implikasinya laju pertumbuhan konsumsi air Indonesia
bertambah menjadi 6,7% per tahun. Dengan kata lain, telah terjadi degradasi air
akibat pertambangan, perambahan hutan, eksploitasi air, pencemaran lingkungan,
dan populasi udara yang makin parah.
Isu Kontemporer
Pemerintah juga terkesan kurang peduli terhadap kondisi
hutan dan lingkungan hidup. Padahal, kunci utamanya dalam pelestarian hutan
adalah terletak pada komitmen pemerintah.
Maka tak heran bila kerusakan hutan mulai ramai dibicarakan
sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm,
Swedia, pada 15 Juli 1972. Sedangkan di Indonesia, tonggak sejarah masalah
kerusakan hutan dan lingkungan hidup dimulai sejak Seminar Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung
pada 15-18 Mei 1972.
Persoalan lingkungan adalah isu kontemporer yang mengemuka
untuk semua kalangan, terutama para aktivis lingkungan. Itu karena dampaknya
akan merambah pada seluruh penduduk dunia. Jika persoalan tersebut dibiarkan
tanpa penyelesaian berbagai jenis musibah dan bencana alam akan merusak
kehidupan kita. (Sumber: Lampung Post, 21 Maret 2012)
Tentang penulis:
Mohammad Takdir Ilahi, Staf Riset The Mukti Ali Institute
Yogyakarta
Sumber : http://belanegarari.wordpress.com
Kunjugi
juga situs kami : http://alexanderaldi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar